TIMIKA, Koranpapua.id- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, di tahun 2025 ini akan memasang alat ONLIMO di fasilitas Water Treatment Plant (WTP) di Kuala Kencana.
Alat seharga Rp5 miliar ini berfungsi untuk memantau kualitas air secara kontinyu, otomatis dan online yang dipasang pada lokasi IPA (Instalasi Pengolahan Air).
Demikian disampaikan Jeffri Deda, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Mimika kepada koranpapua.id, Rabu 19 Maret 2025.
Jeffri menjelaskan alat ini merupakan bantuan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) setelah menjawab usulan DLH Mimika.
Jeffri mengungkapkan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) yang mempunyai program air bersih, namun sebelum air disalurkan ke konsumen, harus melewati uji kualitas yang dilakukan setiap hari.
“Jika hasilnya menunjukan layak baru bisa didistribusikan. Tujuannya supaya masyarakat mendapat air layak minum agar terhindar dari hal-hal tidak diinginkan,” katanya.
Jeffri menegaskan, DLH akan memberikan rekomendasi kelayakan setelah melalui uji kualitas air.
Namun jika dalam uji tersebut menemukan kurang baik, DLH memberikan rekomendasi untuk memperbaiki kualitasnya.
Dikatakan pengujian kualitas air ini sangat penting, karena di beberapa tempat yang DLH lakukan uji sampel ditemukan banyak mengandung mercuri dan zat besi.
Jeffri menyebutkan salah satu contoh penyediaan air bersih yang dibangun PUPR di Kokonao tepatnya depan Kantor Distrik Mimika Barat.
Setelah diuji ternyata mengandung mercuri, sehingga ditutup karena membahayakan kesehatan. Penutupan sumur bor yang dibangun PUPR ini sejak tiga tahun lalu.
“Datanya ada sama kita. Mercuri ini ada dalam air. Kita belum tahu ada endapan apa sehingga tercemar mercuri,” pungkasnya.
Ia menjelaskan, diketahui sumur bor di Kokonao tercemar mercuri setelah DLH menguji sampelnya di Laboratorium Provinsi Makassar.
Berdasarkan hasil laboratorium, pihaknya langsung menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak menggunakan air tersebut.
Sementara untuk di wilayah SP3, Kampung Karang Senang terdapat kualitas air bawah tanah yang bagus.
Meski demikian untuk air permukaan kali ditemukan tercemar ecoli kotoran hewan babi.
“Ini dikarenakan karena banyak kandang di dekat bantaran sungai,” pungkasnya.
Selain kandang babi, warga juga membangun kamar WC dengan saluran pipanya langsung mengarah ke sungai.
Dengan ditemukan ecoli tersebut, Jeffri meminta kepada kepala distrik, lurah dan kepala kampung untuk menertibkan warga, agar tidak membangun kandang ternak dan menyalurkan pembuangan WC langsung ke sungai.
Ini bertujuan agar masyarakat yang menggunakan air kali untuk mandi dan mencuci tidak mengalami gatal-gatal pada kulit (penyakit kulit).
Jeffri mengakui selama ini DLH selalu melakukan uji sampel kualitas air dan tanah, namun jarang dipublis sehingga masyarakat kurang mendapat informasi.
Sementara Dominggus Robert Mayaut, Kadis PUPR Mimika mengatakan, dirinya menyambut baik pemasangan alat UNLIMO oleh DLH.
Menurutnya, air yang akan dikonsumsi masyarakat harus memenuhi syarat standart bakumutu kelayakan.
Perlu diketahui saat ini dari 12 ribu Sambungan Rumah (SR) sudah 2.700 SR yang diuji coba distribusi air bersih dari WTP Kuala Kencana.
Uji coba ini langsung dipimpin Dominggus Robert Mayaut, didampingi Lenny Josephina, VP Goverment Relations PTFI.
Titik-titik yang dilakukan uji coba yakni SP1, Perumahan Pemda, Perumahan Kejaksaan dan wilayah SP3. Sedangkan wilayah lainnya akan menyusul. (Redaksi)