TIMIKA, Koranpapua.id– Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM), mengklaim telah mengeksekusi mati seorang pria yang dituding sebagai intelijen Indonesia.
Melalui Sebby Sambom, Juru Bicara TPNPB, peristiwa eksekusi itu terjadi, Jumat 21 Februari 2025 sekitar pukul 06.00 WIT di sekitar Pelabuhan Aikai, Enarotali, Kabupaten Paniai, Provinsi Papua Tengah.
“Kami telah terima laporan resmi dari TPNPB wilayah Komando Pertahanan XIII Kegepa Nipouda Paniai. Dilaporkan bahwa mereka berhasil eksekusi mati anggota intelijen Indonesia yang menyamar sebagai tukang ojek,” ujar Sebby melalui pesan suara yang diterima koranpapua.id, hari ini.
Sebby menegaskan siapa pun orang Indonesia non Papua, entah itu imigran-imigran dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Makassar, Maluku, dilarang masuk di wilayah perang.
“Cari apa anda? Tidak punya tanah di kampungmu di sana kah? Pulang di sana kerja, cari makan di sana. Jangan datang cari makan di kami punya tanah orang Papua,” imbuhnya.
Dikatakan eksekusi ini bagian dari pernyatan TPNPB sebelumnya yang menyatakan, siapapun yang masuk di wilayah bersenjata wajib dieksekusi.
“Kami sudah sampaikan bahwa orang imigran Indonesia dilarang masuk di wilayah konflik bersenjata. Titik. Selesai. Kami siap bertanggung jawab di Pengadilan Internasional. Jadi, eksekusi jalan terus. Pasukan TPNPB di 36 komando siap,” pungkasnya.
Terkait dengan pernyataan Sebby ini, Iptu Florentinus Jati Pranowo Teguh, Kasatreskrim Polres Paniai saat dikonfirmasi menegaskan bahwa tudingan TPNPB itu tidak benar.
Disampaikan, korban merupakan tukang ojek berinisial W yang menjadi sasaran oleh orang tidak dikenal di Paniai.
Dikatakan, korban meninggal di tempat setelah mengalami luka akibat tusukan senjata tajam di beberapa bagian tubuhnya.
“Awalnya saksi Khoironi ketemu dengan pelaku di pertigaan PLN Modern untuk mengojek, namun karena bau alkohol saksi menolak dan langsung pergi,” terangnya.
Sekitar 30 menit berselang Khoironi melihat korban bersama pelaku telah naik motor bersama menuju pelabuhan.
Kemudian saksi lain bernama Arif Syaifudin melihat bahwa korban sudah tergeletak bersimbah darah di Pelabuhan Aikai.
Menurutnya, tudingan yang disampaikan TPNPB yang menyebut korban merupakan intelijen belum dapat dipastikan kebenarannya.
“Itu belum bisa kami pastikan karena dari hasil yang kami dapat di sekitar TKP korban tidak membawa HP dan lain-lain,” jelasnya.
Dugaan sementara, korban mengalami luka bacok senjata tajam dengan luka di lengan kanan yang hampir putus.
Sementara pelaku masih dalam pengejaran aparat gabungan bersama satgas Operasi Damai Cartenz yang ada di wilayah hukum Polres Paniai.
“Korban sudah di rumah sakit dibawa dan disemayamkan oleh keluarga”.
Untuk situasi Paniai kata Iptu Florentinus, masih kondusif. Aparat gabungan sedang melakukan patroli sekala besar untuk mengantisipasi kejadian serupa. (Redaksi)