NABIRE, Koranpapua.id- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Tengah secara resmi telah meluncurkan program pendidikan gratis untuk ribuan pelajar SMA dan SMK di delapan kabupaten yang ada di wilayah itu.
Sebagai langkah awal untuk mendukung kesuksesan operasional program ini, Pemrov Papua Tengah telah mengalokasikan dana sebesar Rp43,5 miliar.
Diharapkan melalui program sekolah gratis ini dapat memberikan pendidikan yang layak, merata, dan tanpa biaya bagi seluruh pelajar di Papua Tengah.
Gubernur Meki Nawipa ketika meluncurkan program sekolah gratis di Ballroom Gubernur Papua Tengah, Rabu 3 Desember 2025 mengatakan, komitmen politik kini mulai diwujudkan secara bertahap.
“Waktu kamu memilih saya, kamu harus pulang dan tidur tenang lima tahun. Saya pastikan anak-anakmu dapat pendidikan yang layak dan gratis. Dan hari ini kita mulai implementasikan satu per satu,” ungkapnya.
Sebanyak 26.217 siswa dari SMA dan SMK, baik negeri maupun swasta, telah menerima manfaat dari program pendidikan gratis ini.
Untuk mendukung operasional pendidikan, pemerintah provinsi mengalokasikan anggaran sebesar Rp43,5 miliar.
Gubernur Nawipa menegaskan bahwa kepala dinas kabupaten wajib memastikan dana tersebut tersalurkan tepat waktu dan digunakan sesuai dengan ketentuan.
Selain pembebasan biaya pendidikan, Pemprov Papua Tengah juga tengah menjalankan sekitar 20 program besar di sektor pendidikan.
Program-program tersebut mencakup sertifikasi dan peningkatan kesejahteraan guru, penyediaan smartboard bagi sekolah serta bantuan biaya pendidikan untuk mahasiswa.
Lainnya berupa dukungan bagi asrama berbasis keagamaan dan wilayah 3T, pembangunan sekolah unggulan Mepamor Expo, serta peningkatan kompetensi melalui tenaga Pendidik Profesional (PPG).
Total anggaran yang telah digelontorkan untuk program-program ini melebihi Rp90 miliar. Untuk memperkuat transparansi, pemerintah meluncurkan Aplikasi Data Siswa OAP yang berisi data siswa dari SD hingga SMA/SMK, termasuk biaya per siswa dan kebutuhan tiap sekolah.
“Aplikasi ini tidak akan berjalan kalau tidak ada kejujuran. Kita harus jujur untuk memastikan keadilan,” tegas Gubernur Meki.
Pemprov juga mengoperasikan program APG (Aparat Penggerak Gizi/Pendidikan) dengan menempatkan 276 sarjana Papua di berbagai distrik.
Para sarjana ini bertugas membantu pelayanan pendidikan, pendataan, dan pelaksanaan program prioritas, sekaligus mengurangi angka pengangguran terdidik di Papua Tengah.
Pada jenjang pendidikan tinggi, pemerintah saat ini membantu 5.261 mahasiswa yang menempuh studi di berbagai perguruan tinggi, termasuk di luar Papua.
Gubernur menegaskan bahwa semua kebijakan pendidikan di Papua Tengah berlandaskan prinsip “No child never die”-tidak ada anak yang tertinggal. (Redaksi)










