ADVERTISEMENT
Minggu, Desember 28, 2025
Koran Papua
No Result
View All Result
  • Papua
  • Nusantara
  • Politik
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Foto
Koran Papua
No Result
View All Result
  • Papua
  • Nusantara
  • Politik
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Foto
ADVERTISEMENT
Home Budaya

Dari Luka ke Karya: Mama Paskalina Menenun Harapan Lewat Sanggar Janda Papurara

8 November 2025
0
Dari Luka ke Karya: Mama Paskalina Menenun Harapan Lewat Sanggar Janda Papurara

Mama Paskalina Utappo pendiri Sanggar Janda Papurara. (foto:Hayun Nuhuyanan/koranpapua.id)

Bagikan ke FacebookBagikan ke XBagikan ke WhatsApp

Karya tangan Mama Paskalina kini tidak hanya dikenal di Mimika. Anyamannya telah menembus pasar hingga Tembagapura dan bahkan ke Amerika Serikat.

TIMIKA, Koranpapua.id- Seni merupakan cerminan jiwa manusia dan sering kali menjadi sumber inspirasi yang tak terbatas.

Melalui kisah-kisah tentang seni yang pernah dilalui seseorang, kita dapat memahami lebih dalam tentang proses kreatif, perjuangan dan keindahan yang dihasilkan seorang seniman.

ADVERTISEMENT

Berikut kisah inspiratif yang dilakoni mama Paskalina Utappo, perempuan tangguh asal Suku Kamoro yang kini berdiri tegak di tengah karyanya sendiri.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Dulu, Mama Paskalina Utappo hanya bisa menatap dari jauh setiap kali sanggar budaya menolak keinginannya untuk bergabung.

Baca Juga

Pemda se-Tanah Papua Diinstruksikan Segera Rampungkan APBD dan RAP Otsus 2026

Dua Warga Sipil di Yahukimo Dibacok KKB saat Perayaan Natal, Satu Korban Meninggal Dunia

Kini mama Paskalina boleh sedikit mengangkat kepalanya. Ia berhasil memimpin Sanggar Janda Papurara, yang didirikan sendiri tahun 2023.

Wadah ini sebagai simbol keberanian, kemandirian, dan cinta terhadap budaya leluhurnya.

Nama Papurara dalam bahasa Kamoro berarti “terombang-ambing tanpa kepastian.” Kata itu menggambarkan perasaan terdalam Paskalina setelah berkali-kali mengalami penolakan.

Tapi dari ketidakpastian itu, lahir kekuatan baru – kekuatan seorang perempuan yang menolak menyerah.

“Sudah banyak kali saya mau gabung sanggar lain, tapi tidak diterima. Akhirnya saya bilang ke anak, sudah, kita bikin sendiri saja,” kisah Mama Paskalina sambil tersenyum mengenang awal mula perjuangannya.

Dengan tekad dan dukungan dua anaknya, Mama Paskalina mulai menenun asa dari helai demi helai daun pandan yang dikeringkan di bawah matahari.

Awalnya, hasil anyamannya hanya dititipkan di toko kecil. Tak disangka, karya tangannya laku keras, bahkan ada yang dibeli dengan harga hingga Rp1 juta.

Dari sana, langkahnya kian mantap. Ia resmi membentuk sanggar sendiri, mulai mengajak perempuan lain bergabung.

Saat ini sudah ada 18 anggota aktif bersama dirinya memproduksi beragam kerajinan khas Kamoro.

“Saya senang, sekarang sudah punya sanggar sendiri. Kita kerja sama-sama seperti keluarga, saling bantu,” tuturnya.

Karya tangan Mama Paskalina kini tidak hanya dikenal di Mimika. Anyamannya telah menembus pasar hingga Tembagapura dan bahkan ke Amerika Serikat.

Setiap bulan, sanggar ini mampu menghasilkan pendapatan hingga Rp5 juta, cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan menyekolahkan anak-anak.

Produk yang dihasilkan pun beragam, mulai dari anyaman kecil seharga Rp100 ribu, hingga karya besar bernilai Rp300 ribu.

Semua dibuat dengan proses tradisional — direbus, dikeringkan, dan dirangkai dengan sabar.

Namun bagi Mama Paskalina, nilai sejati dari sanggarnya bukan sekadar uang.

Ia ingin menjadikan Sanggar Janda Papurara sebagai ruang aman bagi perempuan Kamoro untuk berkarya dan mempertahankan budaya mereka.

“Saya mau pemerintah bantu kami supaya budaya ini tidak hilang. Kami mau anak-anak muda juga ikut belajar,” pintanya.

Pelestarian Budaya yang Terancam Punah

Antonius Mumu Kare, pengrajin senion Kamoro.

Kegigihan Mama Paskalina sejalan dengan suara pengrajin senior Kamoro, Antonius Mumu Kare, yang telah menekuni seni ukir kayu sejak usia delapan tahun – selama 34 tahun.

Ia khawatir generasi muda kini semakin jauh dari akar budaya.

“Ini budaya dari moyang. Bapak mati, tinggalkan ke anak. Tapi sekarang yang kerja tinggal orang-orang tua. Anak-anak muda jarang sekali,” kata Antonius dengan nada prihatin.

Menurutnya, seni ukir kayu dan kerajinan Kamoro adalah identitas yang tak boleh pudar. Ia berharap anak-anak muda mulai terlibat, agar warisan leluhur tidak hilang ditelan zaman.

“Anak muda harus bangkit. Sudah banyak yang sebenarnya bisa, tapi perlu dorongan,” ujarnya tegas.

Baik Paskalina maupun Antonius sama-sama menjadi wajah perjuangan budaya Kamoro di tengah arus modernisasi.

Keduanya membuktikan bahwa pelestarian budaya tidak hanya tentang mempertahankan tradisi, tetapi juga tentang melawan rasa putus asa dan berdiri di atas kaki sendiri.

Karena bagi Paskalina dan Antonius, karya seni yang  dilakoni adalah merupakan salah satu cara untuk mengekperasikan perasaan mereka dan terhubung dengan leluhur. (*)

Penulis: Hayun Nuhuyanan

Editor: Marthen LL Moru

Cek juga berita-berita Koranpapua.id di Google News

Baca Artikel Lainnya

Pemda se-Tanah Papua Diinstruksikan Segera Rampungkan APBD dan RAP Otsus 2026

Pemda se-Tanah Papua Diinstruksikan Segera Rampungkan APBD dan RAP Otsus 2026

27 Desember 2025
Dua Warga Sipil di Yahukimo Dibacok KKB saat Perayaan Natal, Satu Korban Meninggal Dunia

Dua Warga Sipil di Yahukimo Dibacok KKB saat Perayaan Natal, Satu Korban Meninggal Dunia

27 Desember 2025
KKB Papua Kini Didominasi Gen Z, Kombes Yusuf Sutejo: Mereka Lebih Brutal

KKB Papua Kini Didominasi Gen Z, Kombes Yusuf Sutejo: Mereka Lebih Brutal

27 Desember 2025
Diduga Terlibat Skandal TPPU, Aspidsus Kejati Papua Dimutasi ke JAM Pidum Kejagung

Diduga Terlibat Skandal TPPU, Aspidsus Kejati Papua Dimutasi ke JAM Pidum Kejagung

27 Desember 2025
Personel Brimob Terkena Panah di Kwamki Narama, Empat Pelaku Ditangkap

Personel Brimob Terkena Panah di Kwamki Narama, Empat Pelaku Ditangkap

26 Desember 2025
Natal Berujung Duka, Kecelakaan di Jalan Poros Pomako Timika, Satu Tewas Lima Luka

Natal Berujung Duka, Kecelakaan di Jalan Poros Pomako Timika, Satu Tewas Lima Luka

26 Desember 2025

POPULER

  • Diduga Terlibat Skandal TPPU, Aspidsus Kejati Papua Dimutasi ke JAM Pidum Kejagung

    Diduga Terlibat Skandal TPPU, Aspidsus Kejati Papua Dimutasi ke JAM Pidum Kejagung

    761 shares
    Bagikan 304 Tweet 190
  • Brigjen Pol Sulastiana, Polwan Pertama Duduki Jabatan Wakapolda Papua Barat, Berikut Sekilas Rekam Jejaknya

    720 shares
    Bagikan 288 Tweet 180
  • Hasil Pertemuan Gubernur dengan Keluarga Korban Kwamki Narama Terungkap, Ini Kata Kapolres Mimika

    583 shares
    Bagikan 233 Tweet 146
  • Natal Berujung Duka, Kecelakaan di Jalan Poros Pomako Timika, Satu Tewas Lima Luka

    559 shares
    Bagikan 224 Tweet 140
  • Korban Laka Ganda di Jalan Samratulangi Jalani Operasi Intensif di RSUD Mimika, Identitasnya Terungkap

    558 shares
    Bagikan 223 Tweet 140
  • KKB Papua Kini Didominasi Gen Z, Kombes Yusuf Sutejo: Mereka Lebih Brutal

    545 shares
    Bagikan 218 Tweet 136
  • Pemda se-Tanah Papua Diinstruksikan Segera Rampungkan APBD dan RAP Otsus 2026

    540 shares
    Bagikan 216 Tweet 135
Next Post
HUT ke-74, IBI Mimika Tegaskan Komitmen Majukan Kesehatan Ibu dan Anak Menuju Indonesia Emas 2045

HUT ke-74, IBI Mimika Tegaskan Komitmen Majukan Kesehatan Ibu dan Anak Menuju Indonesia Emas 2045

Realisasi APBD Mimika 2025 Baru 51 Persen, Bupati Akui Banyak Pekerjaan Masih Berjalan

Pemkab Mimika Percepat Peresmian Fasilitas Dasar di Wilayah Pedalaman, Berikut Pernyataan Bupati Johannes Rettob

Cegah Stunting : Fondasi Masa Depan Anak Indonesia

Cegah Stunting : Fondasi Masa Depan Anak Indonesia

Koran Papua

© 2024 Koranpapua.id

Menu

  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • Papua
  • Nusantara
  • Politik
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Foto

© 2024 Koranpapua.id