Oleh: Reynold R. Ubra, S.Si., M.Epid
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah
SEJAK Januari hingga Juli 2025, ditemukan 94.348 penderita malaria di Kabupaten Mimika atau sekitar 22% dari 437.493 pemeriksaan darah.
Menurut laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika melalui elektornik Sistem Informasi Malaria (e-SISMAL) lebih 44 ribu atau terbanyak penderita Malaria Tropika dan lebih dari 33 ribu warga adalah penderita malaria tersiana.
Penderita Malaria Tropika merupakan indikasi kejadian infeksi baru akibat gigitan nyamuk Malaria sedangkan Malaria Tersiana merupakan indikasi ketidak patuhan penderita Malaria dalam pengobatan sesuai dosis, cara dan waktu minum obat sampai tuntas.
Puluhan ribu warga Mimika yang menderita Malaria Tropika dan Malaria Tersiana adalah gambaran sebagai alasan utama penyebab banyaknya penderita malaria di Mimika.
Antara lain tidak ada upaya untuk membersihkan lingkungan supaya tidak digigit nyamuk dan tidak ada upaya supaya patuh minum obat malaria sampai tuntas.
Dari puluhan ribu warga Mimika yang menderita malaria ternyata lebih dari 32 ribu atau 34% penderita adalah anak usia 5-14 tahun, ini berarti adalah anak pada jenjang pendidikan TK – SMP.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) sekolah merupakan lembaga dimana aktifitas belajar dan mengajar diselenggarakan sesuai jenjang pendidikan atau usia.
Artinya bahwa institusi sekolah dapat berupaya supaya terjadimya peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku peserta didik.
Termasuk upaya untuk menjaga agar siswa setiap saat tetap sehat dalam proses pembelajaran, seperti yang telah dilakukan oleh pemerintah melalui program nasional Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Apabila dihubungkan dengan ribuan siswa yang menderita sakit Malaria, maka sudah seharusnya perlu ada cara untuk menciptakan lingkungan sekolah yang sehat bebas jentik nyamuk.
Seperti melalui pemberantasan sarang nyamuk, pengelolaan sampah maupun wadah yang menjadi tempat perindukan nyamuk serta penerapan kurikulum pendidikan perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga dapat terwujud sekolah bebas malaria.
Efek dari sekolah sehat bebas Malaria akan berdampak positif terhadap keseharian siswa di rumah untuk menciptakan rumah bebas Malaria.
Tempo Kas Tuntas merupakan akronim dari Tanggulangi Eliminasi Malaria melalui Periksa dan Obati serta menjaga Kepatuhan Sampai Tuntas adalah inovasi percepatan eliminasi malaria di Kabupaten Mimika dengan dua pendekatan utama.
Pertama, penderita malaria diawasi kepatuhan minum obat sampai tuntas dan.
Kedua, hindari gigitan nyamuk melalui pemberantasan sarang nyamuk atau pengedalian tempat perindukan nyamuk.
Peran ribuan siswa sekolah di Kabupaten Mimika dapat digerakan untuk menciptakan sekolah sehat bebas malaria melalui Gerakan kebangkitan kesehatan masyarakat atau gerbang emas menuju Kabupaten Mimika bebas Malaria. (Redaksi)