TIMIKA, Koranpapua.id- PT Freeport Indonesia (PTFI) pada tahun 2025 ini akan mendatangkan 6.000 fiel vaksin Demam Berdarah Dengue (DBD) untuk masyarakat Mimika.
Hal ini disampaikan Daniel Perwira, Manager Community Health Development (CHD) PTFI kepada awak media disela-sela peringatan Hari Malaria Sedunia di Terminal Gorong-Gorong, Jumat 25 April 2025.
Daniel yang didampingi dr. Ferdy Permana, Manager PHMC Area Industrial PT Freeport Indonesia mengungkapkan, meskipun belum diputuskan waktu pengadaan vaksin, namun saat ini PTFI dan Dinas Kesehatan Mimika sudah sampai pada tahap diskusi membahas berhubungan dengan hal-hal teknis.
Daniel membenarkan bahwa Freeport mengambil inisiatif mendatangkan vaksin DBD berkolaborasi dengan Dinkes Mimika, setelah melihat jumlah angka penderita DBD belakangan ini sangat tinggi termasuk alasan hingga kini belum ada obatnya.
“Memang Pemerintah Kabupaten Mimika melalui Dinas Kesehatan sudah ada upaya-upaya pencegahan DBD. Tetapi pemerintah sangat membutuhkan dukungan,” jelas Daniel.
Rencana pengadaan vaksin DBD lanjut Daniel ini merupakan inisiatif PT Freeport membantu Pemerintah Kabupaten Mimika dalam rangka mengendalikan kasus DBD.
Sementara dr. Ferdy Permana, Manager PHMC Area Industrial PT Freeport Indonesia menyampaikan pengadaan vaksin DBD ini Freeport akan berkerjasama dengan Bio Farma Indonesia.
“Vaksin ini akan diberikan secara gratis untuk masyarakat Mimika,” ujarnya.
Sebelumnya, Reynold Ubra Kepala Dinkes Mimika melalu Obeth Tekege, Kabid P2P menjelaskan 6.000 fiel vaksin DBD nantinya diperuntukan bagi masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun.
Setiap penerima akan memdapat dua dosis dalam jangka waktu tiga bulan secara graris.
Vaksin ini mengandung virus dengue yang telah dilemahkan, sehingga tidak menyebabkan penyakit, melainkan dapat merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan pencegahan demam berdarah adalah dengan melakukan 3M plus.
- Menguras tempat penampungan air.
- Menutup tempat penampungan air.
- Mendaur ulang berbagai barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti. (Redaksi)