DEKAI, Koranpapua.id- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan bersama TNI-Polri telah berhasil mengevakuasi sembilan tenaga medis (Nakes) dan guru yang menjadi korban penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Minggu 23 Maret 2025.
Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli, S.H dalam keterangannya di Dekai, Minggu 23 Maret 2025 membantah keras tudingan yang mengatakan bahwa para korban merupakan bagian dari TNI-Polri.
Menanggapi isu yang beredar terkait status guru dan Nakes yang bertugas di Anggruk, Bupati Didimus mengatakan, bahwa para korban bukan orang baru di daerah itu, karena mereka telah direkrut sejak 2021.
“Kami selalu menyampaikan di berbagai forum bahwa persyaratan rekrutmen adalah wajib beragama Kristen, percaya pada Yesus sebagai Tuhan, telah dibaptis, dan bersedia menjadi guru misionaris,” terangnya.
Dan proses verifikasi berlangsung di Jayapura selama 30 hari untuk memastikan latar belakang pendidikan S1 atau S2 di bidang pendidikan atau disiplin ilmu lainnya untuk bisa mengajar.
“Tudingan itu 100 persen tidak benar. Proses rekrutmen kami terbuka dan diketahui publik. Setelah rekrutmen, para pendeta mendoakan dan mereka menandatangani perjanjian kerja sama,” pungkasnya.
Jika ada yang mengatakan bahwa mereka anggota TNI/Polri dan memiliki bukti, silakan tunjukkan kepada dirinya. Dan jika tudingan itu benar, Didimus siap mundur dari jabatan Bupati.
Ia menekankan bahwa pemerintah memiliki etika dan moral dalam memimpin serta tidak akan melakukan hal-hal seperti yang dituduhkan.
“Rekrutmen ini terjadi sejak 2021. Kami ingin memastikan regenerasi guru yang siap menghadapi tantangan global. Kami tidak ingin masa depan daerah ini suram karena keterbatasan kemampuan membaca dan menulis. Ini adalah upaya kami mempersiapkan generasi yang lebih baik,” tutup Bupati Didimus.
Bupati Didimus menyebutkan, peristiwa penyerangan yang dilakukan KKB merupakan kejadian luar biasa yang mengejutkan banyak pihak.
Karena menurut Bupati Didimus, selama 64 tahun sejak Injil masuk ke daerah tersebut, kejadian itu tidak pernah terjadi.
“Kami biasa merasakan keamanan dan ketenangan. Namun, kali ini kami semua, termasuk pemerintah, masyarakat, dan gereja, terkejut dan syok atas kejadian ini. Kami merasa hal ini seharusnya tidak terjadi di daerah terpencil seperti ini,” tegasnya.
Dikatakan, para korban sudah dievakuasi ke Jayapura pada Minggu 23 Maret 2025. Proses evakuasi dilakukan dengan mengerahkan seluruh kekuatan, termasuk tiga helikopter TNI dan lima pesawat sipil.
Dalam proses evakuasi itu, Wakil Bupati Yahukimo juga langsung turun ke lokasi di Kampung Anggruk dan menjemput para korban dan mengantar ke Jayapura.
Bupati Didimus juga meluruskan informasi yang benar terkait peristiwa itu bahwa, korban meninggal dunia satu orang, tiga luka berat, empat luka ringan, dan tiga orang lainnya selamat.
“Informasi yang sebelumnya beredar sebelumnya, enam hingga tujuh korban meninggal, tidak benar setelah dilakukan verifikasi di lokasi,” jelasnya.
Bupati Didimus juga menyampaikan turut berdukacita atas meninggal tenaga guru. Ia mendoakan semoga jasa, pengabdian, dan pelayanannya diterima di sisi Tuhan. Kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi ketabahan. (Redaksi)