YAHUKIMO, Koranpapua.id– Satgas Operasi Damai Cartenz (ODC) 2025 berhasil mengungkap identitas para korban serangan brutal yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, pada Jumat 22 Maret 2025.
Identitas para korban diketahui setelah mereka berhasil dievakuasi oleh TNI dibawah Kogabwilhan bersama Polri yang tergabung dalam Satgas Ops Damai Cartenz-2025 dan Polda Papua, Minggu 23 Maret 2025.
Melalui siaran pers yang dikeluarkan Satgas ODC-2025, mala ini menyebutkan bahwa sebanyak 10 orang menjadi korban atas serangan tidak berperikemanusiaan yang dilakukan oleh KKB di Yahukimo.
Mereka yang menjadi korban berprofesi sebagai tenaga, tenaga kesehatan (Nakes) dan juga petani.
Dari sepuluh korban, satu orang dinyatakan meninggal dunia, sementara empat orang mengalami luka ringan dan tiga lainnya luka berat serta dua korban lainya dalam kondisi aman.
Sebanyak delapan korban baik yang meninggal dunia maupun luka-luka telah dievakuasi dan dirujuk ke RSAD Marthen Indey Kota Jayapura.
Sedangkan dua orang lainya tidak ikut di evakuasi yang merupakan warga Yahukimo, atas permintaan sendiri karena dalam kondisi aman.
Adapun delapan identitas korban yang dievakuasi ke Jayapura yakni sebagai berikut.
- Rosalia Rerek Sogen.
Perempuan, guru, Suku Flores Timur, meninggal dunia (MD)
- Doinisiar Taroci More.
Perempuan, guru, Suku Flores, NTT.
- Vantiana Kambu.
Perempuan, guru, Suku Papua, Sorong.
- Paskalia Peni Tere Liman.
Perempuan, guru, Suku Flores.
- Fidelis De Lena.
Laki-laki, guru, Suku Flores.
- Kosmas Paga.
Laki-laki, guru, Suku Flores.
- Irawati Nebobohan.
Perempuan, tenaga kesehatan, NTT.
- Penus Lepi.
Laki-laki, guru, Suku Kimial, asli Yahukimo, Papua. Dipulangkan dari RSAD Marthen Indey karena dinyatakan sehat.
Brigjen Pol. Dr. Faizal Ramadhani, Kepala ODC-2025, mengatakan para korban merupakan tenaga pendidik yang bertugas memberikan layanan pendidikan di wilayah pedalaman Papua.
“Ini adalah tindakan biadab dan sangat keji. Para guru dan tenaga medis itu bukan militer, mereka adalah pendidik yang mengabdikan diri untuk anak-anak Papua,” tegas Brigjen Faizal.
Dia menegaskan bahwa kekejaman yang dilakukan KKB merupakan upaya menciptakan ketakutan dan menghambat pembangunan, terutama di sektor pendidikan.
“Tindakan kekerasan ini tidak akan menyurutkan komitmen negara dalam memberikan pelayanan pendidikan dan kesehatan kepada masyarakat Papua,” pungkasnya.
Tetapi justru dengan peristiwa ini menjadi bukti bahwa kekejaman yang dilakukan KKB semakin nyata.
Kombes Pol. Yusuf Sutejo, Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz 2025, mengimbau masyarakat agar tidak terpancing oleh propaganda dan provokasi KKB serta tetap tenang dalam perlindungan aparat keamanan.
“Kami mengajak masyarakat untuk tetap tenang dan tidak termakan propaganda yang menyesatkan. Aparat akan terus meningkatkan patroli dan pengamanan di wilayah rawan,” ucapnya.
Hingga kini, aparat masih melakukan pengejaran terhadap pelaku penyerangan. Situasi di Distrik Anggruk berangsur terkendali dan bantuan kemanusiaan mulai disalurkan bagi warga terdampak. (Redaksi)