TIMIKA,Koranpapua.id– Pemerintah Distrik (Pemdis) Mimika Timur, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah pada tahun anggaran 2024 mengelola dana padat karya sebesar Rp5 miliar.
Hal itu disampaikan Oktovianus Kum, mantan Kepala Distrik Mimika Timur dalam keterangannya kepada koranpapua.id, Senin 10 Maret 2025.
Dalam keterangannya, Oktovianus perlu meluruskan bahwa, dana padat karya yang dikelola Pemdis Mimika tahun 2024 bukan Rp6 miliar sebagaimana yang diberitakan beberapa media di Timika belum lama ini.
“Berita yang mengatakan Mimika Timur Kelola dana padat karya Rp6 miliar, itu tidak benar, karena yang kami kelola hanya Rp5 miliar,” tegas Oktovianus.
Dikatakan, besaran dana yang diterima Pemdis Mimika Timur sudah digunakan untuk membangun sejumlah infrastruktur yang langsung berhubungan dengan kepentingan masyarakat di dua kampung dan satu kelurahan yang ada wilayah itu.
Dijelaskan, untuk pembangunan jalan tailing di dua kampung sepanjang 573 meter. Dengan rinciannya, Kampung sepanjang 463 meter=0,463 dan Kampung 110=0,110, serta Kelurahan Wania sepanjang 616 meter.
Dana padat karya juga digunakan untuk membiayai pekerjaan dua buah box culvert dan dua jembatan yang berlokasi di Kelurahan Wania.
Pekerjaan lainnya yakni, membangun drainase dan mendatangkan excavator untuk membersihkan saluran air agar tidak banjir ketika turun hujan.
“Tiap tahun rumah-rumah warga tergenang air karena saluran air tersumbat, jadi kita sewa alat berat untuk pembersihan drainase,” jelasnya.
Sebagai anak negeri, Oktovianus menegaskan bahwa, untuk pengerjaan sejumlah infrastruktur di wilayah itu, dirinya membangun secara parmenan.
Ini bertujuan agar bertahan lama hingga 10 sampai 20 tahun kedepan, tanpa harus dikerjakan setiap tahun anggaran.
“Saya tidak mau kerja berulang ulang di tempat yang sama jadi kerja itu satu kali permanen biar bertahan 10-20 tahun. Saya kerja dengan hati untuk kepentingan masyarakat bukan manfaatkan masyarakat,” pungkasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa, untuk semua item pekerjaan yang dibiayai menggunakan dana padat karya dilakukan secara terbuka, dengan melibatkan masyarakat sebagai tenaga kerjanya.
“Yang kerja disitu juga masyarakat sendiri, setiap lokasi terdapat 35 orang dan setiap minggu dibayar. Selanjutnya diganti warga lainnya yang bekerja, bukan pake kontraktor,” jelasnya.
Dengan dilibatkan masyarakat dalam pekerjaan tersebut, maka dana padat karya dapat bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan sehingga berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat.
“Ini bukan kontraktor, itu semua masyarakat yang rasakan dana padat karya ini termasuk jalan masyarakat yang menikmati,” tandasnya.
Ia menambahkan dengan dibuka akses jalan tailing, saat ini antar RT yang ada di dua kampung dan satu kelurahan juga tersambung, dan air tidak lagi merendam rumah-rumah warga ketika hujan turun.
“Jadi ada komentar-komentar negatif terkait dengan dana padat karya di Mimika Timur itu, kapasitasnya mereka apa kah. Saya ingatkan sekali lagi dananya Rp5 miliar bukan Rp6 miliar seperti yang diberitakan media. Dan dananya sudah digunakan untuk kepentingan masyarakat”. (Redaksi)