TIMIKA, Koranpapua.id– Sudah tiga bulan tidak ada penerbangan dari Timika, Ibukota Kabupaten Mimika ke Distrik Hoya.
Dengan tidak dibukanya rute penerbangan perintis ke wilayah itu dengan durasi waktu yang cukup lama, membuat masyarakat yang hendak bepergian ke Timika maupun sebaliknya juga terhambat.
Kondisi ini sangat dirasakan dan menjadi kendala bagi masyarakat, termasuk tenaga pendidik, tenaga medis dan ASN yang selama ini bergantung pada layanan penerbangan.
Pemerintah Kabupaten Mimika beralasan belum dibuka kembali penerbangan, lantaran belum ada jaminan keamanan pasca insiden penembakan helikopter pada November 2024 lalu.
Letkol Inf Slamet Wijaya, Komandan Kodim 1710 Mimika saat diminta tanggapan soal itu mengatakan, sampai saat ini belum ada penerbangan untuk sipil ke Distrik Hoya.
“Ada masyarakat yang komunikasi dengan kami. Tapi kalau untuk penerbangan sipil kami cek belum ada yang berani masuk kesana,” ujar Slamet.
Perwira dua melati ini juga mengatakan, dirinya belum mengetahui pasti alasan operator penerbangan belum berani melayani rute ke wilayah itu.
“Apakah itu pertimbangan keamanan atau mungkin sarana yang tidak sanggup, kami belum tahu,” jelas Slamet kepada wartawan, Jumat 21 Februari 2025.
Sedangkan untuk penerbangan dari TNI, merupakan kewenangan dari Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan).
“Info terakhir kami tidak monitor karena kewenangan sekarang bukan dari kami. Kalau dulu Kodam masih punya tapi sekarang ada di Kogabwilhan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Dolfin Beanal, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Mimika mendesak Pj Bupati Mimika dan Dinas Perhubungan segera mengambil langkah konkret untuk menjawab permintaan masyarakat.
Sebab, menurutnya dengan tidak ada penerbangan ke pedalaman mengakibatkan terhambatnya akses pelayanan kesehatan termasuk perekonomian masyarakat.
“Ini kondisi darurat. Transportasi udara bukan sekedar kebutuhan, tapi urat nadi kehidupan masyarakat di pedalaman,” tegasnya.
Terpisah, Petrus Yumte, Pj Sekda Mimika mengaku Pemda juga menginginkan penerbangan segera diuka kembali.
Namun dirinya juga mengatakan bahwa keamanan menjadi salah satu faktor penerbangan dihentikan sementara.
Petrus memahami dengan tidak ada penerbangan juga berdampak pada pelayanan pemerintah, khususnya pelayanan di bidang pendidikan dan kesehatan.
“Kita tunggu saja, jika pihak keamanan mengatakan sistuasi kondusif, pasti teman-teman dari Dinas Perhubungan juga akan layani penerbangan,” pungkasnya, Senin 17 Februari 2025. (Redaksi)