TIMIKA, Koranpapua.id– Demam Babi atau virus African Swine Fever (ASF) sudah melanda ke sejumlah wilayah di Provinsi Papua Tengah.
Setelah Kabupaten Mimika yang mengakibatkan belasan ribu ternak babi mati, kini virus yang ditakuti para peternak itu, mulai merambah ke Kabupaten Nabire.
Menekan penyebaran penularan virus tersebut, Pemerintah Provinsi Papua Tengah terus menunjukkan komitmen tinggi dalam menangani penyebaran virus ini.
Berbagai langkah strategis dilakukan yang bertujuan untuk memberantas virus sekaligus mencegah dampak lebih lanjut terhadap sektor peternakan.
Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan menerjunkan petugas untuk melakukan penyemprotan disinfektan secara intensif di kandang-kandang babi milik para peternak.
Pemprov juga melarang dan melakukan pengawasan ketat terhadap keluar masuknya daging babi di wilayah Papua Tengah.
Dengan kebijakan tersebut diharapkan mampu memutus rantai penyebaran virus yang semakin meluas.
Pemerintah Provinsi Papua Tengah juga telah menyiapkan lokasi khusus untuk pemakaman babi yang mati akibat infeksi virus ASF.
Gubernur juga menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menangani wabah ini secara serius.
Hal itu dikarenakan dampaknya yang signifikan terhadap peternak dan perekonomian daerah.
Mengatasi dampak ekonomi dari wabah ASF, pemerintah memperhatikan kenaikan harga daging sapi yang menjadi salah satu akibat tidak langsung.
Harga daging sapi diketahui meningkat dari Rp150 ribu per kilogram menjadi Rp180 ribu per kilogram.
Untuk menekan inflasi dan menjaga daya beli masyarakat, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) telah diperintahkan untuk mengambil langkah cepat.
Salah satu langkah tersebut adalah pemberian subsidi pada harga daging sapi, sehingga konsumen tetap dapat memenuhi kebutuhan protein hewani tanpa beban biaya yang berat. (Redaksi)