TIMIKA, Koranpapua.id– Nr. Nasrah Halim, M.Kes. Sp. Kep.J dari Rumah Sakit Jiwa Abepura Jayapura mengatakan, hal utama yang perlu diperhatikan dalam penanganan kesehatan jiwa adalah peran serta dan dukungan yang kuat dari keluarga, tetangga dan lingkungan.
Hal penting lainnya adalah menghilangkan stigma terhadap pasien, dengan terus mengedukasi agar jangan putus minum obat.
Serta secara terus menerus memberikan dukungan kepada pasien maupun terhadap keluarganya.
Hal ini dikatakan Nr, Nasrah Halim di hadapan puluhan perawat perwakilan dari sejumlah Puskesmas di Mimika yang mengikuti Pelatihan Deteksi Dini dan Tatalaksana Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), Jumat 11 Oktober 2024.
Kepada para perawat yang bertugas di Puskesmas, Nasrah Halim sangat berharap setelah mengikuti pelatihan ini dapat hadir di tengah masyarakat, memberikan harapan baru dengan mengedukasi pasien agar bisa mandiri secara leluasa.
Mengarahkan keluarga pasien dengan membekali mereka dengan pelatihan keterampilan atau mengedukasi keluarga dengan memberikan modal untuk berusaha.
Untuk memulihkan orang sakit jiwa bisa diberikan obat khusus. Obat ini tidak ditemukan di apotik karena bukan untuk diperjual belikan secara bebas.
Sebab jika mengkonsumsi obat ini mempunyai efek untuk mengurangi tanda dan gejala sakit jiwa.
“ODGJ minum obat bukan untuk menyembuhkan tetapi lebih kepada mengurangi tindakan berisiko dan agresif yang dapat membayakan dirinya sendiri maupun orang lain,” jelasnya.
Dikatakan, saat ini banyak muncul ODGJ yang berawal dari risiko dan jika tidak ditangani secara dini dapat mengarah pada gangguan jiwa.
Nasrah mengapresiasi Dinas Kesehatan Mimika yang sudah melaksanakan pelatihan deteksi dini gangguan jiwa bagi Nakes, sehingga dapat melakukan edukasi kepada masyarakat.
Deteksi dini seperti ini sudah menjadi program khusus dengan sasaran kepada masyarakat. Bahwa pasien gangguan jiwa perawatannya dibawa ke rumah sakit jiwa. (Redaksi)