TIMIKA, Koranpapua.id-Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi salah satu masalah kesehatan yang terus menjadi perhatian Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Hal ini dikarenakan DBD sejak Januari hingga memasuki pertengahan Mei 2024 terus mengalami peningkatan.
Bahkan berdasarkan data yang ada, jumlah kasus DBD meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2023.
Data terakhir kasus BDB yang diperoleh Koranpapua.id menyebutkan, sampai dengan tanggal 17 Mei 2024 terdapat 979 kasus, dengan titik temuan hampir merata di semua kampung dan kelurahan di wilayah Kabupaten Mimika.
Temuan kasus terbanyak berdasarkan kelurahan/kampung menempatkan Kelurahan Pasar Sentral pada urutan pertama dengan 112 kasus.
Sedangkan urutan kedua yakni Distrik Mimika Timur Jauh sebanyak 108 kasus dan ketiga Kampung Nawaripi 107 kasus.
Urutan keempat Kelurahan Kwamki 104 kasus dan kelima Kelurahan Inauga sebanyak 74 kasus.
Sementara untuk temuan kasus terbanyak berdasarkan wilayah kerja Puskesmas juga menempatkan Puskessmas Pasar Sentral pada posisi pertama dengan jumlah 238 kasus.
Disusul Puskesmas Wania sebanyak 224 kasus, Puskesmas Timika sebanyak 200 kasus, Puskesmas Manasari 108 kasus dan Puskesmas Timika Jaya 79 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynol Ubra sebelumnya mengatakan, Dinkes saat ini terus melakukan berbagai langkah untuk menekan lonjakan kasus DBD.
Langkah yang dilakukan sejak minggu pertama Januari 2024 adalah bersama Puskesmas melakukan upaya pengendalian vector nyamuk Aedes Aegypti melalui pengasapan.
Langkah lainnya melakukan kegiatan Larvasida, investigasi kontak, deteksi dini dan Promosi Kesehatan (Promkes).
Renol berharap masyarakat secara mandiri dapat melaksanakan pengendalian vector nyamuk baik, nyamuk Aedes Aegyti, penyebab demam berdarah maupun nyamuk Anopheles penyebab malaria.
“Pola cuaca dan kebersihan lingkungan serta aktivitas masyarakat yang sangat tinggi menjadi faktor tingginya kasus DBD,” ujar Reynol.
Meratanya penyebaran DBD dalam beberapa wilayah di Mimika disebabkan Angka Bebas Jentik (ABJ) yang mestinya tidak lebih dari lima persen ternyata secara merata diatas 50 persen.
“Masyarakat diingatkan untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, karena jika lingkungan kurang bersih akan menyebabkan sarang nyamuk.” Pesan Reynol.
Kepada warga yang mengalami gejala DBD, Reynol menyarankan agar segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat. (Redaksi)