Timika,Koranpapua.id – Keuskupan Timika genap berusia 20 tahun pada Kamis 20 April 2024.
Sebagai bentuk ungkapan syukur atas rahmat dan anugerah Tuhan yang dialami selama ini, Keuskupan Timika merayakan misa kudus di Aula Bobaigo pada Kamis sore.
Perayaan ekaristi yang dihadiri para imam dengan konselebran utama RD Marthen Ekowaibi Kuayo, Administrator Keuskupan Timika mengangkat tema ‘Gerakan Tungku Api’.
Hadir pada misa ini para tokoh Katolik diantaranya, Johannes Rettob Wakil Bupati Mimika, Ausilius You Asisten I Setda Papua Tengah, Petrus Yumte dan Kadis Sosial Mimika.
Hadir juga umat Paroki Gereja Katedral Tiga Raja, Paroki Santa Sisilia SP2, Paroki Stefanus Sempan dan Paroki Santo Petrus SP3.
RD Marthen mengawali kotbahnya dengan mengajukan pertanyaan reflektif untuk apa umat merayakan 20 tahun Keuskupan Timika dan untuk apa lahirnya keuskupan ini?
Ia mengisahkan pada 19 Desember 2023, Paus mengangkat RD Jhon Philipus Saklil, Pr menjadi uskup pertama. Dengan pengangkatan Mgr Jhon Saklil, maka dengan sendirinya terbentuklah sebuah Keuskupan Timika.
Selanjutnya pada 18 April 2024, Mgr Jhon ditahbiskan menjadi Uskup Timika. Dengan demikian perayaan HUT Keuskupan ini dirayakan sesuai tanggal pentahbisan uskup.
“Jadi keuskupan ini terjadi bukan karena umat, bukan juga karena wilayah. Tetapi karena adanya seorang uskup. Karena uskup sebagai pengganti rasul dalam persekutuan umat beriman,” papar RD Marthen.
RD Marthen juga mengatakan keuskupan ini ada karena umat percaya kepada Kristus dan kehendak Allah. Sehingga meskipun ada hambatan apapun tidak akan mampu menghalanginya.
Untuk itu, RD Marthen mengajak semua umat beriman dalam hidup sesulit apapun harus mengandalkan Allah. Karena Allah sudah memanggil semuanya akan datang.
RD Marthen juga menegaskan keuskupan ini hadir bukan untuk mengumpulkan harta tetapi harus bisa menjadi Philipus di Papua ini.
Tugasnya untuk menjelaskan kepada semua orang apa yang sudah dibacanya dalam Alkitab tentang Yesus Kristus namun belum paham supaya bisa mengerti.
Menurutnya, ini menjadi tugas para pastor, tokoh-tokoh gereja dan semua yang percaya kepada Allah.
Sementara dalam sambutan usai misa, RD Marthen menjelaskan diangkatnya tema “Gerakan Tungku Api” yang digaungkan Mgr John sebagai bentuk terjemahan yang mudah dipahami umat dari ensiklik Paus Fransiskus ‘Laudato Si’, bagi keselamatan alam dan segala isinya.
Mengingat dengan adanya panas global, kerusakan alam sehingga bumi ini harus diselamatkan. Gerakan Tungku Api bukan berarti menghabiskan kayu api karena dibakar melainkan di sana ada kehangatan.
Ada penyelamatan dan diajak untuk melindungi alam agar tetap terjaga sebagai rumah bersama. Gerakan Tungku Api ini juga menjadi simbol ada kehidupan pada manusia.
Johannes Rettob dalam sambutan singkatnya sebagai tokoh umat Katolik Keuskupan Timika mengucapkan selamat merayakan HUT ke- 20 Keuskupan Timika.
Sebagai umat, John mengharapkan tetap semangat melaksanakan tugas pelayanan pewartaan sesuai profesi masing-masing.
John mengatakan di daerah lain sudah ada uskup tetapi di Timika belum ada sejak Uskup Jhon meninggal. “Kita harus terus berdoa supaya bisa secepatnya ada uskup,” katanya.
Selain itu, John menyentil Gerakan Tungku Api yang digagas Uskup John sudah berjalan 9 tahun. Namun Gerakan Tungku Api ini belum masuk sampai ke paroki-paroki dan masih sebatas di lingkup Keuskupan.
Pada kesempatan tersebut, John meminta kepada para pastor paroki untuk terus menyuarakan semangat Gerakan Tungku Api. “Mari berjalan bersama dalam tungku api kehidupan,” ajaknya.
Mewakili Pemerintah Kabupaten Mimika, John mengucapkan terimakasih kepada Keuskupan Timika, karena telah bersama pemerintah membangun kebersamaan dalam pembangunan baik secara fisik maupun spiritual.
Perlu diketahui usai misa dilanjutkan dengan tradisi ebamokai alas tikar berupa pelelangan barang elektronik. Diantaranya sepeda listrik, kipas angin, kulkas, mesin cuci dan dispenser.
Pada ebamokai ini Johannes Rettob menyumbangkan bantuan 100 juta. Dana-dana yang terkumpul ini untuk disalurkan mendukung pembangunan asrama seminari para frater Diosesan Keuskupan Timika di Jayapura. (Redaksi)