TIMIKA, Koranpapua.id- Berbagai kalangan merasa kecewa dengan rencana Pemerintah Pusat (Pempus) dan PT Freeport Indonesia memindahkan pembangunan smelter ke Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat.
Sebelumnya kritik keras dilontarkan Nasan Uty, anggota DPR Papua. Ia menyebut, Pempus dan Freeport sudah membohongi masyarakat Papua Tengah, khususnya Pemerintah Kabupaten Mimika dan masyarakat pemilik hak ulayat.
Tidak itu saja, Eltinus Omaleng, Bupati Mimika bahkan akan langsung memimpin sendiri demo penutupan operasional Freeport, apabila perusahaan itu tetap membangun pabrik pemurnian di Kabupaten Fakfak.
Kecaman dan penolakan kini dilontarkan Melianus Numang, Ketua DPD I AMKI Papua Tengah. Dirinya bersama Angkatan Muda Kemah Injil (AMKI) Kingmi Papua Tengah akan mengerahkan massa besar-besaran melakukan demo damai dan menduduki Kantor Kementerian Investasi dan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta.
Kepada Koranpapua.id, Rabu malam 15 November 2023, Melianus menilai rencana Pempus membangun smelter di Fakfak merupakan suatu bentuk pengkianatan terhadap masyarakat Papua, lebih khusus masyarakat adat pemegang hak ulayat Gunung Cartenz bersama Pemerintah Kabupaten Mimika.
“Kalau Pemerintah Pusat berencana bangun smelter di luar Mimika, kami sebagai Angkatan Muda Kemah Injil di Tanah Papua sangat menolak,” tandas Melianus.
Melianus menegaskan saat ini masyarakat Papua yang bermukim di sekitar areal tambang Freeport hidupnya sangat susah. Prosentase orang miskin di Papua Tengah khususnya Mimika sangat tinggi mencapai 24,28 persen.
Dalam kondisi semacam ini, Melianus berharap Pempus merealisasikan janjinya membangun smelter agar bisa membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Mimika.
Selain memberikan pemasukan daerah juga mengurangi angka pengangguran di Papua Tengah yang mana sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 14.866 orang, dengan Mimika menempati urutan pertama mencapai 6 ribu lebih. (Redaksi)