TIMIKA, Koranpapua.id- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika, Papua Tengah bekerja sama dengan TP PKK Mimika menggelar Lomba “Balita Sehat” tahun 2025.
Kegiatan yang dipusatkan di salah satu hotel di Timika, dibuka bersama-sama oleh Emanuel Kemong, Wakil Bupati Mimika, Reynold Ubra Kepala Dinkes Mimika, serta Ketua dan Wakil TP PKK Mimika, Susana Suzy Rettob dan Perina Kula Kemong.
Lenni Silas, Ketua Pelaksana Lomba menjelaskan, lomba diikuti 40 Balita yang terbagi dalam dua kategori, yaitu usia 6–23 bulan (kategori 1) dan usia 24–59 bulan (kategori 2).
“Balita yang ikut lomba merupakan perwakilan dari 10 Posyandu yang aktif melaksanakan layanan kesehatan. Masing-masing kategori diikuti 20 anak. Lomba ini berlangsung selama satu hari,” jelas Lenni.
Menurutnya, lomba bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan perkembangan balita.

Tujuan khususnya meliputi pemberian penghargaan kepada orang tua dan anak yang berhasil menjaga kesehatan balita, mendorong pemberian gizi seimbang, perawatan optimal, serta mengidentifikasi Balita yang sehat dan berkembang baik.
“Peserta mendaftar melalui pos pendaftaran yang telah ditentukan dan wajib terdaftar di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Timika, Timika Jaya, Kwamki Narama, Pasar Sentral, Karang Senang, Bhintuka, Limau Asri, Wania, Mapurujaya, dan Ayuka,” tambahnya.
Dikatakan, tim penilai dalam lomba ini berasal dari unsur TP PKK, Dinkes, dokter spesialis anak, dokter gigi, dan psikolog kesehatan.
Emanuel Kemong, Wakil Bupati Mimika, pada kesempatan itu mengapresiasi pelaksanaan lomba ini.
“Meski baru diikuti perwakilan dari 10 Posyandu, kegiatan ini menjadi awal yang baik dan diharapkan bisa terus berlanjut,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan ini adalah wujud kepedulian pemerintah melalui Dinkes dalam memantau pertumbuhan anak-anak di Timika.
Sementara itu, Kepala Dinkes Mimika, Reynold Rizal Ubra, menuturkan bahwa lomba ini juga menjadi sarana untuk memotivasi orang tua agar semakin rutin membawa anaknya ke Posyandu.
Ia menambahkan, total posyandu saat ini per maret sudah mencapi 192 meningkat dari jumlah 109 sebelumnya.
“Kami mengejar supaya Posyandu ini semuanya harus statusnya mandiri. Karena berbicara Posyandu tidak hanya soal kesehatan tapi ada pendidikan, ada ekonomi melalui dana sehat untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT),” jelas Reynold.
Menurut Reynold di Posyandu banyak isu yang menggunakan banyak pendekatan, karenanya Dinkes berkolaborasi bersama PKK, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan rencananya akan melibatkan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung. (*)
Penulis: Hayun Nuhuyanan
Editor: Marthen LL Moru