TIMIKA, Koranpapua.id– Kepengurusan Lembaga Masyarakat Hukum Adat (LMHA) Kamoro resmi terbentuk melalui Musyawarah Hukum Adat Suku Kamoro yang berlangsung pada Rabu–Kamis, 3–4 Desember 2025 di Gedung Tongkonan, Timika.
Dalam proses pemilihan ketua, Yohanes Yance Boyau meraih suara terbanyak dan ditetapkan sebagai Ketua LMHA Kamoro periode 2025–2030.
Ia mengungguli sejumlah calon lainnya dengan perolehan 24 suara, disusul Fredy Sony Otiamona 18 suara, Edwardus Omeyaro 14 suara.
Damianus Samin 13 suara, Hendrikus Atapemame 9 suara, Plasidus Natipia 8 suara, Shaban Mamapa Narwena 2 suara Yohanes Moporteyau 1 suara, Plasidius Mampuku dan Damianus Awiyuta 0 suara
Komitmen Ketua Terpilih
Dalam sambutannya, Yohanes mengucapkan terima kasih atas kepercayaan para tokoh adat dan menegaskan komitmennya menjaga wilayah serta martabat Suku Kamoro.
“Kepercayaan yang bapak ibu berikan akan saya pegang teguh. Saya akan jaga batas Kamoro dan kita akan bekerja sama dengan pemerintah daerah serta paguyuban-paguyuban demi menjaga kenyamanan di Kabupaten Mimika,” ujarnya.
Yohanes menekankan bahwa keberhasilan lembaga adat hanya dapat dicapai melalui dukungan seluruh masyarakat.
Program Kerja Prioritas
Menjawab pertanyaan wartawan, Yohanes menyampaikan sejumlah fokus program, di antaranya:
- Membangun LMHA Kamoro sebagai lembaga mandiri dan bermartabat.
- Menghidupkan kembali adat dan tradisi yang mulai hilang, termasuk rencana menggelar pameran ukiran patung Kamoro.
- Menindaklanjuti keluhan masyarakat terkait pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan warga pesisir.
- Menjadikan Kamoro Kakuru sebagai museum adat yang menampilkan budaya dan ukiran asli Kamoro.
- Melakukan koordinasi dengan pemerintah dan PT Freeport Indonesia agar bantuan bagi masyarakat tepat sasaran.
- Mengadakan studi banding untuk meningkatkan kesadaran masyarakat yang menghadapi persoalan sosial seperti hidup di jalan atau pasar.
Yohanes juga menyoroti absennya kepemimpinan adat selama satu dekade terakhir, yang menyebabkan banyak aspirasi masyarakat tidak tertangani.
“Sudah 10 tahun tidak ada yang memimpin kami. Banyak keluhan soal pendidikan, kesehatan, dan gizi buruk di pesisir. Karena itu saya akan melihat seluruh wilayah dari timur hingga barat dan memastikan kebutuhan masyarakat diperhatikan,” ungkapnya.
Penyelesaian Tapal Batas
Terkait sengketa tapal batas dengan daerah tetangga seperti Kabupaten Deiyai dan Dogiyai, Yohanes memastikan penyelesaian akan ditempuh dengan cara damai.
“Tapal batas akan kami tertibkan sesuai warisan leluhur. Jika ada pihak kedua atau ketiga yang memicu perselisihan, kita selesaikan secara baik-baik, bukan dengan kekerasan,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa lembaga adat berkomitmen menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat serta mencegah warga terseret isu politik yang memicu konflik.
Para pengurus yang terpilih telah dikukuhkan secara adat oleh pendiri LMHA Kamoro dan kini menunggu pengesahan pemerintah melalui keputusan resmi.
Berikut usunan Pengurus LMHA Kamoro Periode 2025–2030:
Ketua LMHA (Weyaiku): Yohanes Yance Boyau, Wakil Ketua I (Iyouwe): Fredy Sony Atiamona, Wakil Ketua II (Amaroweyauke): Damianus Samin, Wakil Ketua III (Amarowe): Hendrikus Atapemame, Wakil Ketua III (Mamerawe): Edward Yulianus Omeysro (*)
Penulis: Hayun Nuhuyanan
Editor: Marthen LL Moru










