Pariwara
TIMIKA, Koranpapua.id- Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, ingatkan masyarakat untuk bijak menggunakan Medsos (media sosial).
Sebelum menyebarkan informasi, sebaiknya memastikan terlebih dahulu kebenarannya dan dampak yang ditimbulkan, apalagi kalau informasi tersebut tidak benar alias hoaks.
Hal ini perlu disampaikan kepada masyarakat, karena berdasarkan pemantauan FKDM Mimika dalam beberapa hari terakhir ini, banyak sekali berita hoaks yang berseliwaran di media sosial.
Khususnya informasi lanjutan dari tiga kasus pembunuhan yang menewaskan warga Timika tanggal 29 November dan 2 Desember lalu.
“Perlu kami sampaikan bahwa peristiwa pembunuhan yang terjadi beberapa hari ini hanya tiga kasus, tidak ada kasus tambahan lain seperti yang disebarkan di media sosial,” ujar Luky Mahakena, S.Sos, M.Si kepada koranpapua.id, Kamis 4 Desember 2025.
Ia menuturkan bahwa, hanya tiga peristiwa pembunuhan yang saat ini sedang dalam penanganan Polres Mimika.
Tiga peristiwa sedih itu yakni, yang terjadi di kawasan TPU SP1, Sabtu 29 November 2025 dengan korban seorang mahasiswa Poltekkes Timika atas nama Yudha Pratama.
Sementara dua kasus pembunuhan lainnya yakni di wilayah SP9 Distrik Iwaka dengan korban atas nama Bonesius Gaitan.
Satu peristiwa lainnya terjadi di dekat Jembatan Waker-Irigasi atas nama Jesy Kaimudin.
Peristiwa yang menimpa Bonesius dan Jesy terjadi pada hari yang sama, Selasa 2 Desember 2025. “Setelah itu tidak ada kasus pembunuhan seperti yang tersebar di Medsos,” tegas Luky.
Menurutnya, penyebaran informasi hoaks dapat berdampak negatif terhadap aktivitas masyarakat, karena merasa ketakutan.
“Ini yang tidak boleh, kita harus bijak sebelum melanjutkan kabar yang belum jelas kebenarannya,” tandas Luky.
Dampak lain akibat berita hoaks hanya akan menimbulkan kepanikan, memecah belah kerukunan masyarakat, dan dapat menciptakan konflik antarindividu atau kelompok yang berujung pada ketidakstabilan sosial.
“Informasi yang tidak benar dapat menimbulkan kepanikan massal dan tidak tindakan yang tidak rasional serta menimbulkan rasa takut dan kecemasan di masyarakat. Ini harus kita semua pahami bersama,” harap Luky.
Terkait dengan penyebaran berita hoaks di Medsos, khususnya di WhatsApp Group (WAG), Luky menyarankan agar Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Mimika dapat melakukan penertiban dengan menghubungi admin WAG untuk secara cepat menghapus semua informasi yang dinilai hoaks.
“Ini sebenarnya tugasnya Kominfo untuk lakukan penertiban kabar hoaks. Atau tugas Kominfo segera mungkin melakukan klarifikasi melalui media massa resmi untuk meluruskan informasi yang tidak benar,” saran Luky.
Menjawab kondisi Kamtibmas pasca peristiwa pembunuhan beruntun itu, Luky menyampaikan bahwa saat ini Kabupaten Mimika dalam situasi kondusif, aman dan terkendali.
Jajaran Polres Mimika telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadi kasus-kasus serupa, dengan melakukan patroli kota dan mengaktifkan semua Pos Peka yang ada di lingkungan masyarakat.
Meski demikian, Luky menyarankan kepada seluruh masyarakat untuk selalu waspada selama melakukan aktivitas di luar rumah, tidak perlu bepergian di malam hari dan jika mendesak jangan bepergian sendirian.
Masih dari peristiwa pembunuhan itu, Luky mendesak Polres Mimika untuk segera mengungkap kasus tersebut, dengan melakukan investigasi dan menangkap pelaku untuk diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
“Masyarakat Mimika saat ini mempercayakan kasus ini ditanagni secara profesional oleh kepolisian. Karenanya kami berharap Polres Mimika segera mengungkapnya, sehingga dapat bantu menjawab harapan keluarga korban dan masyarakat,” pungkas Luky. (*)
Penulis: Hayun Nuhuyanan
Editor: Marthen LL Moru










