BMKG juga melaporkan bahwa getaran gempa dirasakan cukup kuat oleh warga di beberapa wilayah Papua.
TIMIKA, Koranpapua.id-Setelah mengguncang Kabupaten Nabire sepekan lalu dan mengakibatkan sejumlah infrastruktur rusak, tadi pagi, Jumat 3 Oktober 2025 sekitar pukul 05.54 WIB (07.54 waktu Papua), gempa kembali mengguncang Kabupaten Waropen.
Meski demikian Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan gempa bumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami meski guncangannya terasa di sejumlah wilayah.
Dalam keterangan resminya, BMKG menyebut pusat gempa berada di darat, tepatnya 66 kilometer Barat Daya Waropen pada kedalaman 43 kilometer.
Koordinat episenter berada pada titik koordinat 2,83 Lintang Selatan dan 136,32 Bujur Timur.
“Gempa (UPDATE) Mag:5.7, 03-Okt-25 05:45:08 WIB, Lok:2.83 LS, 136.32 BT (Pusat gempa berada di darat 66 km Barat Daya Waropen), Kedalaman:43 Km, tidak berpotensi tsunami,” demikian keterangan yang ditulis BMKG, Jumat 3 Oktober 2025.
BMKG juga melaporkan bahwa getaran gempa dirasakan cukup kuat oleh warga di beberapa wilayah Papua.
Skala intensitas gempa mencapai IV-V MMI di Nabire yang berarti getaran dirasakan banyak orang di dalam rumah dan beberapa benda ringan bisa jatuh.
Sementara di Enarotali, guncangan terpantau pada skala III MMI atau terasa nyata di dalam rumah. Dirasakan (MMI) IV-V Nabire, III Enarotali,” tulis BMKG.
BMKG menegaskan informasi ini merupakan hasil analisis cepat yang mengutamakan kecepatan.
Karena itu, data parameter gempa masih bisa mengalami perubahan seiring dengan kelengkapan data.
“Disclaimer: Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” tulis BMKG.
Berdasarkan skala MMI yang dikutip dari laman BMKG, berikut info MMI yang dapat dipelajari:
I MMI
Getaran gempa tidak dapat dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang.
II MMI
Getaran atau goncangan gempa dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung seperti lampu gantung bergoyang.
III MMI
Getaran gempa dirasakan nyata dalam rumah. Getaran terasa seakan-akan ada naik di dalam truk yang berjalan.
IV MMI
Pada saat siang hari dapat dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah, di luar rumah oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu bergoyang hingga berderik dan dinding berbunyi.
V MMI
Getaran gempa bumi dapat dirasakan oleh hampir semua orang, orang-orang berlarian, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan benda besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI
Getaran gempa bumi dirasakan oleh semua orang.
Kebanyakan orang terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap di pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI
Semua orang di rumah keluar.
Kerusakan ringan pada rumah dengan bangunan dan kontruksi yang baik.
Sedangkan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik terjadi retakan bahkan hancur, cerobong asap pecah.
Dan getaran dapat dirasakan oleh orang yang sedang naik kendaraan.
VIII MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi kuat.
Keretakan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding terlepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen roboh, air berubah keruh.
IX MMI
Kerusakan pada bangunan dengan konstruksi kuat, rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak terjadi keretakan.
Rumah tampak bergeser dari pondasi awal. Pipi-pipa dalam rumah putus.
X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI
Bangunan-bangunan yang sedikit yang masih berdiri.
Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat terpakai sama sekali, tanah terbelah, rel sangat melengkung.
XII MMI
Hancur total, gelombang tampak pada permukaan tanah.
(*)
Penulis: Hayun Nuhuyanan
Editor: Marthen LL Moru