MELBOURNE, Koranpapua.id- Sejumlah warga Australia di Melbourne, Australia, turut prihatin kepada warga Hokeng, Kecamatan Wulanggitan, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, korban letusan dasyat atau erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki pada Minggu (3/11) pukul 23:57 WITA.
Letusan gunung Lewotobi Laki-laki merenggut nyawa sepuluh orang, termasuk Pimpinan (Muder) Komunitas SSpS Hokeng Sr Nikolin Padjo, SSpS. Puluhan orang terluka dan banyak bangunan termasuk gedung Seminari San Dominggo, Biara SSpS, SMP Sanctissima, dan rumah warga terbakar.
“Setelah saya teruskan informasi open donasi bersama dari pihak SVD, JPIC SVD-SSpS Indonesia, TRUK Divisi, dan Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero, IFTK beberapa warga Australia lalu mengirim donasi untuk membantu warga korban,” ujar Justin L Wejak, admin grup WhatsApp Ata Lembata, warga diaspora Lembata sedunia dari Melbourne, Australia, Rabu (6/11).
Menurut Justin dalam keterangan tertulisnya yang diterima koranpapua.id, Rabu 6 November malam ini mengatakan, warga negara Indonesia kelahiran Lewokukung, Lembata, NTT, usai erupsi pihaknya langsung mendapat informasi open donasi tersebut dari Rektor IFTK Ledalero Pastor Dr Otto Gusti Madung SVD dan langsung meneruskan di WA Grup Ata Lembata serta beberapa grup lainnya di Indonesia dan Australia.
“Saya sekadar melanjutkan informasi itu dengan nomor rekening JPIC SVD atas nama Komisi KPKC Sosial di Bank BRI: 0119-01-000645-56-0 dan kontak person dua imam SVD, Pater Otto Gusti Madung, SVD dan Pater Ignas Ledot Kobun, SVD. Puji Tuhan, ada beberapa donatur yang tergerak hati membantu warga korban. Bukti pengiriman donasi saya share juga di grup Ata Lembata,” kata Justin, dosen Kajian Asia Universitas Melbourne.
Sedangkan anggota grup Ata Lembata lainnya, Matias Ladopurab juga mengungkapkan, informasi donasi dari dua imam SVD itu juga diteruskan kepada beberapa kolega di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Mathias mengatakan, para koleganya itu mengaku sedih dan prihatin atas musibah yang menimpa warga dan memakan korban tewas sepuluh orang, termasuk pimpinan biara. Selain itu, Hokeng dikenal sebagai tempat berdirinya Seminari San Dominggo dan Biara SSpS yang menyiapkan mereka mengabdi di seluruh dunia.
“Ada beberapa rekan yang peduli dan menunjukkan simpati nyata dengan mengirim sedikit bantuan guna meringankan korban. Bukti pengiriman juga saya share di grup WA Ata Lembata dan diteruskan ke dua imam SVD yang jadi kontak personnya,” kata Matias, praktisi hukum kelahiran Lembata.
Menurut Provinsial SSpS Flores Bagian Timur, Suster Ines, SSpS, jenazah Sr Nikolin, SSpS disemayamkan di Kapela Biara SSpS Kewapante untuk dipersembahkan misa konselebrasi sebelum dimakamkan di pekuburan para Suster Biara SSpS Kewapante di Watumilok, Sikka, Senin (5/11).
“Pemakaman diawali dengan perayaan ekaristi di Kapela Biara SSsPs Kewapante selanjutnya dihantar ke pemakaman para Suster di Watumilok,” kata Suster Ines.
Dosen IFTK Ledalero Pastor Dr Leo Kleden SVD mengatakan, sebanyak 21 imam merayakan misa pemakaman Sr. Nikolin, SSpS. Misa dipimpin Pastor Laurens Noi, SVD, keponakan Almarhumah Sr Nikolin.
“Ketika kami memberi penghormatan terakhir sebelum peti jenazah ditutup, semua suster SSpS meratap bersama dalam tangis pilu. Sejumlah postulan menjerit histeris seperti anak yatim piatu yang tiba-tiba kehilangan ibunya. Almarhumah adalah suster yang baik hati, pekerja keras, yang melayani saudara-saudarinya dengan segenap hati,” ujar Pastor Leo Kleden.
Menurut imam kelahiran Waibalun, Flores Timur, di Hokeng selain menjadi pemimpin komunitas, Sr Nikolin juga mengurus Rumah Retret Sesabanu. Ia juga bertanggung jawab atas SMP Sanctissima milik SSpS dengan ratusan siswa-siswi, asrama putra dan asrama putri serta poliklinik.
“Minggu sebelum musibah, keluarga dari Bajawa ingin menjemput dia untuk beristirahat sejenak di rumah. Dia menjawab. ‘Kalau saya pergi, siapa mengurus semua anak ini?’ Ternyata dia sendiri mati dalam musibah. Sedangkan semua suster dan anak asrama selamat,” ujar Leo Kleden.
Leo juga mengatakan, Almarhumah adalah seorang hamba Tuhan yang tangan dan hatinya bersih. Sewaktu bertugas di Ende, Sr Nikolin membereskan keuangan Klinik Bersalin milik SSpS dari korupsi yang dilakukan oleh seorang dokter dan beberapa perawat.
“Sewaktu menjadi bendahara yayasan yang mengurus Rumah Sakit Santo Gabriel Kewapante, Maumere, dia membongkar penyalahgunaan uang sekitar 300 juta rupiah. Sewaktu menjadi pemimpin komunitas Larantuka dia lagi-lagi membereskan penyalahgunaan di komunitas ini,” ujar Leo.
Menurut Leo, Sr Nikolin menjalani hidup bakti selama 34 tahun dengan motto: ‘Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau’ (Yoh. 21: 17). Tuhan menjemput kekasihnya dalam tidur dengan pijar batu dari gunung api.
Leo mengaku, ia membayangkan Sr Nikolin menderita selama satu dua detik, lalu menghadap hadirat Tuhan yang mencintai dia dengan kasih yang kekal. Semoga dari tempat damai dan sukacita abadi, ujar Leo, Suster Nikolin mendoakan begitu banyak korban musibah gunung Lewotobi.
Sr Nikolin juga akan mendoakan ribuan rakyat yang kehilangan rumah dan tanaman di kebun-kebun mereka, siswa seminari Hokeng yang terpaksa pulang ke rumah, siswa-siswi SMP yang sekolah dan asramanya hancur, anak-anak yang sakit dan terluka di tempat pengungsian,
“Suster Nikolin terkasih, Terima kasih untuk teladan pengabdianmu yang luar biasa. Doakan begitu banyak orang yang pernah engkau layani dengan sepenuh hati dan tetap membutuhkan bantuanmu. Salam kasih untukmu menembus langit,” kata Pater Leo Kleden.
Gunung Lewotobi Laki-laki , kembali meletus, Rabu (6/11) malam. Letusan kali ini disertai gemuru, guguran, dan lontaran lava pijar ke arah utara sejauh 1000 meter dari puncak erupsi/letusan.
“Telah telah jadi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki tanggal 6 November 2024 pukul 18.57 Wita, namun tinggi kolom abu tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47.3 mm dan durasi 2 menit 52 detik,” kata Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Wulanggitang, Flores Timur, Rabu (6/11) malam. (Redaksi)