TIMIKA, Koranpapua.id- Pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan Dewan Pimpinan Ranting (DPR) Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Paroki Santa Sisilia SP2 periode 2023-2026 resmi dilantik.
Pelantikan dilakukan oleh Irene Adii, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Keuskupan Timika dan dikukuhkan dengan penumpangan tangan perutusan oleh RD Samuel Ohoilejaan, Pastor Paroki Santa Sisilia SP2 dalam perayaan ekaristi misa kedua, Minggu 10 September 2023.
Sebanyak 26 pengurus dan Ketua DPC WKRI Santa Sisilia, Theresia Tekege dilantik dalam kesempatan itu. Bersamaan dengan itu juga dilantik ketua dan pengurus tiga Dewan Pimpinan Ranting (DPR).
Ketiga DPR itu yakni, Ranting Santo Yohanes Filipus yang diketuai Yosefa Malafu bersama 18 anggota, Ranting Santa Maria Bintang Laut yang diketuai Steffi Nta’ola dengan 16 anggota dan Ranting Falerianus yang diketuai oleh Fransiska Sri Yasin dengan 18 orang anggota.
Pelantikan ini berdasarkan SK Nomor: SKEP/016 Keuskupan/DPD/2023 dan SK Panitia Nomor : 02/PPC-WKRI Paroki Santa Sisilia.
RD Samuel dalam kotbahnya mengingatkan kepada 78 WKRI yang dilantik harus meneladani hidup Santa Anna sebagai pelindung WKRI, meneladani Maria Magdalena, Maria ibu Yesus dan Santa Sisilia yang selalu setia mendengarkan panggilan Tuhan.
WKRI merupakan organisasi Nasional yang memiliki legalitas dari ranting sampai tingkat pusat. Karena itu RD. Samuel berharap 78 pengurus yang baru dilantik harus mampu mempertahankan semangat yang ada.
Program kerja yang berkaitan dengan kesehatan, pendidikan, ekonomi dalam meningkatkan kesejahteraan hidup harus bisa dijalankan dengan baik. Serta harus mampu menampilkan wajah Tuhan yang penuh kasih ketika berada di tengah masyarakat.
“Jangan sampai jumlahnya banyak hanya panas-panas awal saja, lama kelamaan jumlahnya semakin sedikit, karena banyak yang meninggalkan organisasi sehingga akhirnya yang aktif hanyalah pengurus,” katanya.
RD Samuel berpesan dalam menjalankan roda organisasi harus taat pada visi dan misi Keuskupan Timika yakni Tungku Api Kehidupan.
Ketua WKRI Santa Sisilia Theresia Tekege Agapa menjelaskan, sebelumnya Santa Sisilia masih kuasi sehingga status WKRI masih ranting dan berada dibawah payung DPC WKRI Katederal Tiga Raja.
Namun setelah terbentuk menjadi paroki sendiri, maka status organisasinya naik menjadi DPC WKRI Santa Sisilia. “ Jadi hari ini untuk yang pertama kalinya Pengurus DPC WKRI Santa Sisilia dilantik,” ujar Theresia.
Ada sejumlah program kerja yang telah disusun. Salah satunya mensejahterakan keluarga dan kepada masyarakat di sekitar wilayah DPC WKRI Santa Sisilia tanpa mengenal perbedaan suku, agama dan RAS.
WKRI merupakan organisasi sosial kemasyarakatan. Sehingga mempunyai cita-cita serta target yang harus dicapai menjangkau pelayanan bagi orang kecil sesuai dengan kebutuhan.
“Kami akan keluar dari dalam gereja memberikan pelayanan kepada orang-orang kecil, tanpa memandang perbedaan. Melalui pelayanan ini bisa menampilkan wajah Allah yang penuh belas kasih,” tandasnya.
Theresia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah turut ambil bagian sejak awal pembentukan, hingga mensukseskan acara pelantikan.
Sementara Ketua DPD WKRI Keuskupan Timika, Irene Adii dalam sambutan menyampaikan jumlah anggota WKRI Santa Sisilia menjadi urutan kedua terbanyak setelah Paroki Wagete.
Kepada segenap pengurus DPR dan DPC, Irene berpesan apabila dalam menjalankan organisasi mengalami hambatan, perlu saling koordinasi mulai dari DPR hingga DPC.
Jika DPC belum bisa memecahkan permasalahan, berkoordinasi dengan DPD. Begitupun seterusnya sampai ke DPP.
“Kita berjalan harus bergandengan tangan bersama pastor moderator. Jangan jalan sendiri-sendiri. Di dalam organisasi jangan ada yang saya tidak suka, saya hanya suka yang itu. Kita harus saling senyum, sapa satu sama lain. Biar susah maupun senang tetap senyum,” pesan Irene.
Irene juga mengingatkan kepada ibu-ibu WKRI agar setiap pertemuan jumlahnya harus tetap banyak 78 orang seperti awal pelantikan ini. Ia mengingatkan agar jangan sampai kedepannya jumlah anggota semakin kurang dan meninggalkan pengurus sendiri.
Bernolfus Welerubun, Ketua Dewan Paroki Santa Sisilia SP2 meminta kepada WKRI untuk meneladani sikap hidup Bunda Maria. Ciri khas Bunda Maria adalah menerima, mendengar dan merenung.
“Kita berharap ibu-ibu kita bisa berperilaku seperti itu. Menerima apa yang ada, dengar secara baik, merenungkan baik-baik barulah mengeluh,” pesannya.
Bernolfus menegaskan, karena apabila lebih mendahulukan mengeluh, berarti tanda menolak segala kebaikan Tuhan. Sebab mengeluh adalah awal dari kemiskinan. Miskin bukan berarti identik dengan financial.
“Bisa saja miskin dalam berelasi dengan Tuhan, miskin dengan relasi sesama di samping kiri kanan kita. Maka saya mengajak lebih banyak kata-kata yang keluar dari mulut kita wujudnya bersyukur. Karena bersyukur itu wujud kekayaan,” paparnya.
Ia berharap ibu-ibu WKRI menjadikan Santa Anna, Maria ibu Yesus dan Maria Magdalena. Ambilah tiga tokoh ini menjadi penolong sejati dalam hidup berorganisasi.
Belajarlah dari pengalaman sikap yang diambil Keuskupan. Apabila salah dikatakan salah, jika benar katakan itu benar dan tidak boleh takut.
“Walaupun kita belum paham benar program almarhum bapak Uskup Saklil tentang Gerakan Tungku Api, tetapi kami ajak silahkan cari sendiri apa itu Gerakan Tungku Api. Karena dari situlan awal dari kehidupan keluarga kita masing-masing,” tambahnya.
Agustina Rahadet, Ketua Panitia pelantikan mengatakan, keberadaan WKRI merupakan organisasi sosial kemasyarakatan yang sadar akan hak dan kewajiban anggotanya.
Selalu berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara agar tetap terjaga dan terpelihara. (Redaksi)