Timika – Masih adanya dualisme kepengurusan di Lembaga Musyarawarah Adat Suku Amungme (Lemasa) dan Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (Lemasko) mendorong Mathea Mameyau, Anggota DPRP Provinsi Papua angkat bicara. Ia meminta agar semua pengurus pada dua lembaga adat untuk bersatu.
Semua pengurus diminta duduk bersama dan berbicara secara jujur, sehingga tidak ada lagi dualisme kepengurusan. Dengan adanya kesepakatan bersama, kepengurusan bisa terdaftar secara resmi di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Mimika.
Kepada Koranpapua.id melalui sambungan telepon, Minggu 21 Mei 2023, politisi PDIP asal Mimika Wee ini menyampaikan, permintaan untuk Bersatu setelah dirinya mengetahui adanya aksi penolakan hasil penetapan calon anggota MRP Papua Tengah yang sudah ditetapkan Tim Seleksi (Timsel).
“Saya mengimbau kepada semua saudara-saudara saya, baik di organisasi perempuan dan kedua lembaga adat, utusan kedua lembaga adat yang kali ini belum diakomodir kita harus bisa menerima keputusan yang diambil Pansel Papua Tengah,”
Keberadaan dua lembaga adat tidak boleh terjadi dualisme kepengurusan. Masing-masing kubu harus jujur menyelesaikan perbedaan-perbedaan untuk menjadi satu. Karena selain mengakhiri polemik calon anggota MRP Papua Tengah, kedua lembaga harus bekerja untuk mempersiapkan kader-kader terbaiknya untuk mengisi kursi DPRK utusan lembaga adat.
Terkait penetapan calon anggota MRP Papua Tengah menurut Matea, sebaiknya tidak perlu diperdebatkan lagi, karena mereka sudah mulai bertugas Bulan Juni 2023.
“ Anggota MRP Papua Tengah lebih awal bekerja daripada DPRK dan DPRP yang diangkat melalui jalur khusus,”terang Mathea.
Kepada semua pihak yang masih berbeda pendapat, Mathea mengajak untuk bisa berdamai. Dengan kepala dingin dan hati yang jernih bisa menerima hasil yang telah ditetapkan Timsel yang selanjutnya disahkan Kementerian Dalam Negeri.
“Saya mengimbau kepada semua saudara-saudara saya, baik di organisasi perempuan dan kedua lembaga adat, utusan kedua lembaga adat yang kali ini belum diakomodir kita harus bisa menerima keputusan yang diambil Pansel Papua Tengah,” ajak Mathea. (redaksi)